Mariyono Si Tunanetra yang Jual Kerupuk tanpa Putus Asa
Setiap
orang diberikan kekurangan dan kelebihan yang berbeda-beda. Anda bisa melihat
sendiri ada banyak sekali orang yang kekurangan secara fisik tetapi diberikan
kelebihan pada hatinya dengan kesabaran. Salah satunya kisah dari Mariyono si
Tunanetra yang jual kerupuk tanpa putus asa.
Cara Mariyono Menjual Kerupuknya
Mariyono
menjualkan kerupuknya menggunakan kayu sepanjang 1,5 meter dengan cara
dipikul. Pada bagian ujung kayunya diikatkan kerupuk dari berbagai jenis.
Nanti saat berjualan tangan kanan Mariyono yang akan memegang tongkat untuk
meraba-raba jalan. Beban yang harus dipikulnya tidak membuat Pak Mariyono
mengeluh dan berhenti dari usahanya.
Kerupuk
yang dijual Pak Mariyono adalah Bangka dan Palembang. Tidak ada ketakutan pada
dirinya saat berjalan sendirian hanya dibantu tongkat. Pak Mariyono biasa
berjualan di Kompleks Pondok Duta, Depok. Butuh waktu satu bulan untuk Pak
Mariyono yang berusia 40 tahun menghafal jalanan di kompleks tersebut.
Pak
Mariyono berusaha menghafal jalan dengan tongkat kesayangannya. Tongkat yang
akan menjadi alat untuk memudahkannya berjalan. Anda bisa bayangkan sendiri
bagaimana berjualan kerupuk sampai menyandang kerupuknya.
Beliau
menjualkan kerupuknya dengan ikhlas dan tenang agar bisa mengingat seluk-beluk
jalan dengan baik. Sekalipun cuaca sangat panas Pak Mariyono tetap berjualan
sebagai rasa sayangnya kepada keluarga. Hanya saja jika hujan Pak Mariyono
akan berhenti sejenak agar kerupuknya tidak basah.
Kekurangan
yang dimilikinya tidak membuat semangat mencari nafkah menjadi hilang. Pak
Mariyono dengan segala kekurangan tetap bisa menafkahi istri dan tiga orang
anaknya. Keberanian berdagang kerupuk ini dimulai dengan modal Rp200.000,00.
Buat
Pak Mariyono keluarganya berhak untuk diberikan kebahagiaan agar merasa lebih
tenang. Semangat juang Pak Mariyono ada di dalam dirinya tanpa merasa minder.
Buatnya daripada menjadi pengemis ia lebih baik berjualan kerupuk seumur
hidupnya yang penting anak dan istri ternafkahi.
Rasa Syukur Pak Mariyono dalam Berdagang Kerupuk
Dalam
hidup Anda perlu bersyukur untuk apa saja yang sudah dimiliki. Belajar dari
rasa syukur Pak Mariyono bisa membuat Anda memiliki semangat untuk menjalani
hidup dengan lebih baik. Anda bisa melihat bagaimana Pak Mariyono menerima kekurangannya
dan tetap bekerja tanpa harus menjadi pengemis.
Jualan
kerupuk yang ia dapatkan itu pun selalu disyukuri berapapun jumlah yang laris.
Setiap harinya Pak Mariyono berjualan tanpa rasa lelah. Keyakinannya bahwa
setiap usaha akan membuahkan hasil membuat semangatnya tidak pernah berkurang.
Rasa syukur Pak Mariyono juga terlihat dari caranya tersenyum tanpa mengeluh.
Keikhlasan
yang dilakukannya selama berjualan kerupuk membuat dirinya bisa maju dengan
menjadi pemasok kerupuk. Ia bekerja sama dengan teman-temannya yang tuna
netra. Jadi kini ia sudah bisa membantu teman senasib untuk bisa bekerja tanpa
menjadi pengemis.
Bantuan Asuransi Wakaf untuk Pak Mariyono
Wakaf
bisa Anda berikan kepada orang yang membutuhkan. Pak Mariyono merupakan salah
satu dari ribuan orang yang kehidupannya dapat menginspirasi orang lain. Anda
bisa memilihnya untuk menjadi penerima bantuan dari asuransi wakaf. Bentuk bantuan yang diberikan bisa berupa
pengobatan penyakit tuna netranya jika kondisi terjadi bukan dari sejak lahir.
Biaya
pengobatan yang dibayarkan dari pemeriksaan sampai ke obat dan kacamatanya.
Sebelum itu perlu diperiksa terlebih dahulu apakah penyebab buta oleh Pak
Mariyono. Anda bisa menggunakan cara apa pun untuk mengobati tuna netra yang
dialami, kecuali jika mengalami buta sejak lahir bisa saja tidak diterima.
Anda
bisa mendiskusikan hal ini dengan pihak asuransi untuk bentuk wakafnya bisa
juga disesuaikan dengan program yang ada. Jika ada pertanyaan tentang asuransi
bisa langsung mengunjungi allianz.co.id. Anda akan mendapatkan informasi yang
akurat dan memudahkan proses wakaf.
0 Response to "Mariyono Si Tunanetra yang Jual Kerupuk tanpa Putus Asa"
Post a Comment